7 Ciri-ciri Orang Utan Kalimantan yang Kini Terancam Punah

Orang utan merupakan satwa endemik Pulau Borneo dan Sumatera. Setidaknya ada tiga spesies orang utan, yaitu orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus), orang utan sumatera (Pongo abelii), dan orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis). 

Orang utan adalah kera besar yang mirip dan salah satu kerabat terdekat manusia. Hal ini dibuktikan oleh kemiripan hampir 97% DNA-nya. Selain fakta ini, kamu bisa mempelajari lebih banyak mengenai orang utan kalimantan dalam artikel ini, termasuk mengenal ciri-ciri, keunikannya, perbedaannya, serta habitatnya.

Ciri-ciri Orang Utan Kalimantan

Ciri-ciri Orang Utan Kalimantan - WonderVerse Indonesia

Orang utan kalimantan memiliki ciri fisik rambut panjang hitam kecokelatan - WonderVerse Indonesia

Berikut ini adalah ciri-ciri fisik paling umum dari orang utan kalimantan yang penting untuk kamu ketahui:

  • Mamalia arboreal terbesar di dunia

    Orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) merupakan bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar.

  • Rambut panjang

    Orang utan kalimantan umumnya memiliki ciri fisik rambut panjang berwarna gelap kecokelatan. Rambut panjang di seluruh tubuhnya pun kusut. Beberapa warna rambut panjang ini seperti merah muda, merah, dan hitam.

  • Berat dan tinggi badan

    Orang utan kalimantan jantan dewasa memiliki berat yang bisa mencapai 50-90 kilogram, sementara berat betina antara 30-50 kilogram.

    Sedangkan untuk tinggi badan, orang utan kalimantan jantan antara 125-150 centimeter. Sementara betina memiliki tinggi badan 1 meter.

  • Lengan panjang

    Bagian tubuh orang utan kalimantan, seperti lengan yang panjang, berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan dan untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya.

    Orang utan kalimantan juga menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat ke batang pohon di sekelilingnya.

  • Pelipis seperti bantalan untuk pejantan

    Pejantan dewasa orang utan kalimantan umumnya memiliki pelipis seperti bantalan.

    Pelipis ini akan membuat wajah primata arboreal ini tampak lebih besar, meskipun tak semua orang utan kalimantan yang jantan memilikinya.

  • Suara keras

    Orang utan kalimantan memiliki jakun yang dapat digelembungkan. Fungsinya adalah untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.

  • Membantu melestarikan hutan

    Apa manfaat orang utan kalimantan? Mereka disebut sebagai “petani hutan” karena membantu menyebarkan biji dari buah-buahan sisa makanan.

    Biji-bijian atau sisa buah-buahan itu nantinya akan tumbuh menjadi tunas-tunas baru hingga menjadi pohon.

Di samping ciri-ciri fisik tadi, terdapat sejumlah fakta-fakta unik yang perlu kamu ketahui mengenai orang utan kalimantan, antara lain:

  • Orang utan kalimantan merupakan mamalia atau primata yang saat ini dalam kondisi sangat terancam punah di alam liar, terutama di habitatnya di hutan Kalimantan.
  • Di mana orang utan lebih banyak menghabiskan waktunya? Orang utan banyak menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon, atau arboreal.
  • Orang utan betina adalah hewan pengasuh yang baik bagi anaknya dan mengajarkan untuk mencari makan dan membuat sarang hingga usia anaknya dewasa, yaitu 6-7 tahun.
  • Orang utan selalu membuat sarang setiap hari, seperti halnya manusia yang memiliki rumah. 
  • Sarang orang utan dibuat di atas pohon menggunakan ranting dan daun-daunan, dan digunakan untuk mereka tidur, istirahat, atau tempat melahirkan.
  • Usia orang utan diperkirakan bisa mencapai 56 tahun jika dalam perlindungan atau perawatan, sementara di alam bebas antara 35-45 tahun.
  • Orang utan berkembang biak dengan sangat lambat. Para betina hanya melahirkan setiap delapan tahun sekali di alam liar.

Baca Juga: 11 Hewan Eksotis Indonesia yang Unik dan Sangat Dilindungi

Perbedaan Orang Utan Kalimantan, Sumatera, dan Tapanuli

Perbedaan Orang Utan Kalimantan - WonderVerse Indonesia

Orang utan kalimantan berbeda dengan orang utan sumatera dan tapanuli  - WonderVerse Indonesia

Apa yang membedakan orang utan kalimantan dan sumatera? Orang utan kalimantan memiliki perbedaan dengan dua spesies orang utan lainnya yang tinggal di hutan Pulau Sumatra, yaitu orang utan sumatera dan orang utan tapanuli.

Jika kamu sudah menyimak ciri-ciri fisik orang utan kalimantan tadi, berikut ini adalah ciri-ciri fisik orang utan sumatera dan orang utan tapanuli.

Ciri-ciri fisik orang utan sumatera (Pongo abelii) memiliki kantung pipi panjang pada pejantannya. Panjang tubuhnya antara 125-150 cm dengan berat antara 50-90 kg untuk pejantan dan 30-50 kg untuk betina.

Para pejantan biasanya penyendiri dan betina seringkali dijumpai bersama anak-anaknya.

Orang utan sumatera punya daya jelajah mulai dari 2 hingga 10 kilometer, tergantung pada ketersediaan makanan di hutan. 

Orang utan yang telah disapih pada usia 3,5 tahun juga akan mulai mencari makan sendiri hingga mulai bereproduksi pada usia 10-11 tahun, dan rata-rata usia reproduksi pada usia 15 tahun.

Perbedaannya dengan orang utan kalimantan adalah orang utan sumatera yang kerap menggunakan potongan ranting untuk mengambil biji buah. Metode ini menunjukkan tingkat intelegensi tinggi pada orang utan sumatera.

Sementara orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) secara genetik berbeda dari dua spesies orang utan lainnya.

Orang utan tapanuli memiliki bantalan pipi mirip orang utan kalimantan, namun bentuk badannya lebih menyerupai orang utan sumatera. 

Rambut orang utan tapanuli lebih tebal dan keriting dengan kumis dan jenggot yang menonjol. Bantalan pipi orang utan tapanuli cenderung datar dan ditumbuhi rambut halus pirang.

Tinggi pejantannya sekitar 137 cm dengan berat 70-90 kg, sedangkan betina memiliki tinggi 110 cm dengan berat 40-50 kg.

Habitat dan Makanan Orang Utan Kalimantan 

Habitat dan Makanan Orang Utan Kalimantan - WonderVerse Indonesia

Habitat orang utan kalimantan umumnya di hutan dan lahan gambut - WonderVerse Indonesia

Habitat orang utan kalimantan banyak ditemukan di hutan dataran rendah, terutama di bawah ketinggian 500 mdpl, dibandingkan di dataran tinggi. Orang utan kalimantan banyak menjelajah ke daerah hutan dan lahan gambut.

Wilayah jelajah orang utan kalimantan tersebut banyak menghasilkan tanaman berbuah besar ketimbang hutan Dipterocarpaceae yang cenderung kering dan banyak pohon dengan kayu yang besar dan tebal.

Selain itu, orang utan kalimantan juga sangat rentan terhadap berbagai gangguan di habitatnya.

Akan tetapi, orang utan kalimantan dapat menunjukkan toleransi yang baik ketika menghadapi degradasi habitat yang terjadi di wilayah utara Pulau Kalimantan.

Orang utan kalimantan mengonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan yang terdiri dari: 60% buah-buahan, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu, serta 10% serangga kecil.

Oleh karena itu, hewan ini dan dua spesies lainnya, dikenal sebagai hewan vegetarian dan frugivora.

Para ilmuan memperkirakan bahwa total populasi orang utan di Pulau Borneo pada 2004 lalu, baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia, sekitar 54.000-an ekor.

Di antara ketiga subspesies tadi, orang utan kalimantan merupakan subspesies yang jumlahnya paling sedikit dan terancam punah akibat pembabatan hutan atau penebangan pohon di hutan.

Estimasi populasi orang utan kalimantan hanya sebesar 3.000-4.500 ekor saja di Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, Malaysia. Itu berarti hanya kurang dari 8% dari jumlah total populasi orang utan kalimantan.

Ini karena keberadaan orang utan sering dianggap manusia sebagai ancaman, sehingga mereka diusir atau diburu dari habitatnya sendiri.

Orang utan kalimantan memiliki peran penting dalam ekosistem hutan hujan. Mereka pun disebut sebagai spesies kunci (key stone species) maupun spesies payung (umbrella species).

Jika orang utan kalimantan benar-benar punah, hal ini akan mengakibatkan pada kepunahan tumbuhan dan hewan lainnya.

Baca Juga: Taman Nasional Wakatobi, Surga Bawah Laut Unik di Indonesia

Apakah Orang Utan Kalimantan Terancam Punah?

Orang utan kalimantan kini juga dalam kondisi terancam punah. Pasalnya, jumlah populasi mereka saaat ini diperkirakan antara 45.000-69.000 individu. Namun, data ini diperoleh antara tahun 2000 hingga 2003.

Sedangkan populasi orang utan sumatera kini diperkirakan hanya 7.300 individu saja. Hal ini adalah akibat dari aktivitas manusia dan pembangunan yang mendegradasi habitat hutan mereka.

IUCN (International Union for Conservation of Nature) mencatat bahwa orang utan kalimantan maupun sumatera telah masuk ke dalam daftar merah mereka. 

Orang utan kalimantan bestatus “Terancam Punah” dan orang utan sumatera berstatus “Sangat Terancam Punah”.

Bagaimana Cara Agar Orang Utan Tidak Punah?

Ada beberapa cara untuk menyelamatkan populasi orang utan kalimantan dari ancaman kepunahan dengan cara-cara berikut:

1. Perlindungan habitat

Hutan hujan tropis adalah habitat alami orang utan. Karena itu, penting bagi masyarakat secara luas untuk melindungi habitat mereka dengan cara menghentikan deforestasi ilegal maupun perambahan hutan.

Penggabungan perlindungan taman nasional, kawasan konservasi, dan pengelolaan berkelanjutan adalah cara terbaik untuk mencegah kepunahan mereka.

2. Penegakan hukum

Hukum juga berperan penting, terutama untuk diterapkan pada pelaku perburuan ilegal maupun perdagangan orang utan. Diperlukan juga sosialisasi bahwa status hewan ini adalah dilindungi.

3. Pengelolaan konflik antara manusia dan orang utan

Orang utan kerap berhadapan dengan manusia yang memperluas jangkauan habitatnya. Untuk itu, diperlukan pengelolaan konflik antara manusia dan orang utan.

Salah satu caranya adalah memberi pelatihan atau pendidikan kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan orang utan.

4. Rehabilitasi dan pelepasliaran

Program rehabilitasi orang utan yang terluka atau ditangkap ilegal juga perlu dilakukan. Setelah tahap ini, orang utan pun dapat dilepasliarkan lagi ke hutan sebagai habitat alaminya.

Kenapa orang utan harus di rehabilitasi? Ini karena orang utan merupakan hewan yang sulit bereproduksi. Tentu akan sulit menaikkan populasi orangutan di alam jika masih terjadi perusakan hutan.

5. Pendidikan dan kesadaran masyarakat

Masayarakat juga perlu ambil bagian dalam memahami pentingnya menjaga kelangsungan hidup orang utan dan habitatnya. Hal ini akan berdampak pada perubahan signifikan tentang pelestarian orang utan.

6. Penelitian dan monitoring

Studi ilmiah juga dapat dilakukan untuk memahami perilaku, kesehatan, dan ekologi orang utan. Monitoring dapat dilakukan untuk mengukur efektivitas konservasi.

7. Pengurangan perubahan iklim

Kamu juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca untuk membantu melindungi habitat alami orang utan dari dampak perubahan iklim yang merusak.

Baca Juga: Komodo, Kadal Raksasa yang Hanya Ada di Indonesia

Jika kamu tertarik pada primata arboreal terbesar di dunia yang sangat dilindungi ini, kamu bisa melihat orang utan sambil mengeksplorasi keragaman budaya Indonesia dan informasi menarik lainnya bersama WonderVerse Indonesia.

WonderVerse Indonesia adalah platform yang menyediakan pengalaman virtual untuk melihat kebudayaan dan keindahan Indonesia. Bersama WonderVerse Indonesia, kamu bisa menjelajah alam Indonesia dan melihat ragam hewan khas Indonesia, mengenal beragam budaya dan pakaian adat Indonesia, hingga membeli makanan dan souvenir khas Indonesia.

Enggak cukup sampai di situ, di WonderVerse Indonesia kamu juga bisa merasakan pengalaman melihat alam Bali, Wakatobi, hingga Raja Ampat secara 360 dengan menggunakan VR! Kamu juga bisa menonton konser band atau penyanyi kesukaan kamu tanpa harus keluar rumah. Menarik ya? Yuk, coba sensasi jelajah Indonesia dan keseruan lainnya secara virtual di WonderVerse Indonesia sekarang!

news highlight