Suku Jawa Barat tentunya bukan hanya Suku Sunda saja, tetapi ada beberapa suku lainnya yang tinggal di provinsi ini. Wilayah Jawa Barat sendiri memang cukup beragam karena ada beragam tradisi yang berbaur di sana.
Selain itu, suku-suku Jawa Barat juga terkenal akan keramahtamahannya dan kedekatannya dengan alam. Simak pembahasan mengenai suku Jawa Barat berikut ini.
Macam-macam Suku Jawa Barat
Terdapat beberapa suku Jawa Barat, seperti Suku Sunda dan Suku Cirebon - WonderVerse Indonesia
Mayoritas suku Jawa Barat adalah Suku Sunda yang tinggal di sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Barat.
Terdapat beberapa suku lainnya yang berada di wilayah provinsi tersebut seperti Suku Cirebon, Suku Betawi, dan Suku Badui. Simak penjelasan berikut:
Suku Sunda
Suku Sunda merupakan suku mayoritas darii Provinsi Jawa Barat. Namun, Suku Sunda juga terbagi menjadi dua, yaitu Sunda Priangan dan Sunda Banten.
Banten sendiri sebelumnya pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat hingga terjadi pemekaran dan berdiri sebagai Provinsi Banten pada tahun 2000 silam.
Suku Cirebon
Suku Cirebon menempati wilayah di antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Cirebon sendiri merupakan daerah yang sejak lama telah menjadi jalur utama perdagangan di pantai utara Jawa.
Meskipun Suku Cirebon secara administratif menempati wilayah Jawa Barat, Suku Cirebon memiliki ciri khas seperti bahasa Cirebon atau basa Cerbon.
Adat dan budaya masyarakat Cirebon memiliki perbedaaan dengan tradisi di kedua wilayah provinsi tadi.
Suku Badui
Suku Jawa Barat selanjutnya adalah Suku Badui yang umumnya tinggal di kawasan Pegunungan Kendeng, Lebak, Banten.
Suku Badui pun terbagi menjadi dua, yaitu Badui Dalam dan Badui Luar yang keduanya menempati wilayah yang secara administratif bukan di Provinsi Jawa Barat.
Meski begitu, wilayah Suku Badui sendiri berbatasan dengan wilayah Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Jawa Barat.
Suku Badui termasuk dalam kategori suku Jawa Barat karena faktor historis, bahasa, dan tradisi yang sekilas mirip dengan suku Jawa Barat.
Akan tetapi, Suku Badui Dalam berbeda dengan Badui Luar karena masih memegang teguh adatnya dan hidup dengan cara-cara tradisional. Sementara Badui Luar sudah mengenal teknologi modern.
Suku Betawi
Satu lagi suku Jawa Barat adalah Suku Betawi, suku yang menempati wilayah Ibu Kota Jakarta dan sebagian lainnya di wilayah Jawa Barat.
Suku Betawi masuk dalam kategori suku Jawa Barat karena beberapa faktor seperti percampuran lewat pernikahan, perdagangan, sekolah, domisili, hingga profesi.
Baca Juga: Tari Jaipong, Tarian Energik dan Unik dari Jawa Barat
Ciri Khas Suku Jawa Barat
Suku-suku Jawa Barat terkenal dengan bahasa daerah hingga keseniannya - WonderVerse Indonesia
Suku-suku Jawa Barat memiliki keanekaragaman bahasa, rumah adat, tarian daerah, alat musik, hingga lagu-lagu daerah. Berikut ini adalah beberapa ciri khas suku-suku Jawa Barat:
Bahasa Daerah Suku Jawa Barat
Sebagian besar masyarakat Jawa Barat memang menggunakan bahasa Sunda dalam interaksi sehari-hari. Namun, terdapat beberapa bahasa daerah dari masing-masing suku Jawa Barat, antara lain:
- Bahasa Sunda
Bahasa Sunda menjadi bahasa yang dituturkan oleh mayoritas masyarakat di wilayah Jawa Barat, terutama dari Suku Sunda yang tinggal di sebagian besar kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.
Bahasa Sunda juga terbagi menjadi enam dialek, yaitu dialek utara, dialek barat, dialek selatan, dialek tengah-timur, dialek timur, dan dialek tenggara.
Masing-masing dialek mewakili kabupaten dan kota yang tersebar di provinsi tersebut.
Bahasa Betawi
Bahasa Betawi Pinggiran digunakan oleh suku Jawa Barat di wilayah barat laut Jawa Barat, termasuk di wilayah Bodetabek, Karawang, dan Bogor.
Bahasa Betawi Pinggiran memiliki ciri khas berupa campuran antara bahasa Betawi, bahasa Sunda, dan bahasa Jawa.
Bahasa Jawa
Sebagian suku Jawa Barat juga menggunakan bahasa daerah lain seperti bahasa Jawa.
Penutur bahasa Jawa cukup minoritas di Tanah Sunda karena dituturkan oleh masyarakat di pesisir utara Jawa Barat dengan dua dialek utama, yaitu Cirebon dan Indramayu.
- Bahasa Sunda
Rumah Adat Suku Jawa Barat
Terdapat beberapa jenis rumah adat suku Jawa Barat yang tersebar di berbagai wilayah di provinsi tersebut. Antara lain:
- Rumah Tagog Anjing
Rumah adat Jawa Barat ini memiliki ciri khas seperti bentuk atapnya yang unik, dengan ukuran yang besar dan kecil.
Desain rumah adat ini pun mirip dengan gazebo atau saung, yang hingga kini banyak diadopsi sebagai tipe rumah di Jawa Barat.
Rumah Badak Heuay
Rumah adat suku Jawa Barat ini umum ditemukan di wilayah Cimahi, Garut, dan Tasikmalaya. Wujud atapnya seperti perahu terbalik sehingga dinamai "Parahu Kumureb".
Terdapat empat bagian utama yang dibagi menjadi area depan dan belakang.
Rumah Julang Ngapak
Rumah adat suku Jawa Barat berikutnya memiliki makna burung yang sedang mengepakkan sayap.
Ciri khasnya terdapat dua sisi atap yang melebar dengan bagian atas yang tampak seperti huruf v.
Rumah panggung ini menggunakan konstruksi bambu dengan tampilan yang terkesan tradisional karena menggunakan material-material alami.
Rumah Baduy
Rumah Badui merupakan rumah adat Suku Badui. Ciri khasnya seperti bentuk atap seperti rumah adat Julang Ngapak dengan ukuran yang lebih kecil.
Rumah adat ini juga tampak sederhana, tradisional, dan menggunakan material alami.
Rumah Kasepuhan Cirebon
Rumah Kasepuhan Cirebon terlihat cukup mewah dari ruah adat lainnya di Jawa Barat yang tampak sederhana. Rumah Kasepuhan Cirebon memiliki keunikan dari pembagian ruangannya.
Rumah Kasepuhan Cirebon pertama kali dibangun oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1529 silam.
- Rumah Tagog Anjing
Tarian Adat Suku Jawa Barat
Berikut ini adalah beberapa tarian adat suku Jawa Barat yang cukup populer. Antara lain:
- Tari Jaipong
Tari Jaipong merupakan tarian tradisional suku Jawa Barat yang paling populer. Tarian ini berasal dari daerah Karawang dan Purwakarta.
Tari Jaipong memiliki gerakan yang energik dan dinamis. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan festival.
Tari Topeng
Tari Topeng merupakan tarian tradisional suku Jawa Barat yang berasal dari daerah Cirebon. Tarian ini menggunakan topeng sebagai aksesoris untuk menutup wajah para penarinya.
Tari Topeng memiliki berbagai macam jenis, masing-masing memiliki cerita dan maknanya tersendiri.
Tari Merak
Tari Merak merupakan tarian tradisional Jawa Barat yang berasal dari daerah Bandung.
Tarian ini terinspirasi dari keindahan dan keanggunan burung merak. Tarian ini memiliki gerakan yang anggun dan elegan.
Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu merupakan tarian tradisional suku Jawa Barat yang berasal dari daerah Sunda.
Tarian ini merupakan tarian rakyat yang biasanya ditampilkan dalam acara-acara hiburan. Tari Ketuk Tilu memiliki gerakan yang dinamis dan enerjik.
Tari Sintren
Tari Sintren merupakan tarian tradisional suku Jawa Barat yang berasal dari daerah Cirebon.
Tarian ini merupakan tarian yang mengandung unsur magis. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara ritual atau upacara adat.
- Tari Jaipong
Alat Musik Suku Jawa Barat
Berikut ini adalah beberapa alat musik suku Jawa Barat yang permainannya juga sudah cukup populer di tanah air, antara lain:
- Angklung
Angklung merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang paling terkenal dan terbuat dari bambu.
Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan dan digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional Jawa Barat, seperti lagu Jaipong dan lagu Sunda.
Kecapi
Kecapi merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang dimainkan dengan cara dipetik. Kecapi biasanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu klasik Jawa Barat, seperti lagu Cianjuran.
Suling
Suling merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang dimainkan dengan cara ditiup.
Suling biasanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional Jawa Barat, seperti lagu Jaipong dan lagu Sunda.
Calung
Calung merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul.
Calung biasanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional Jawa Barat, seperti lagu Jaipong dan lagu Sunda.
Rebab
Rebab merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang dimainkan dengan cara digesek.
Rebab biasanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional Jawa Barat, seperti lagu Jaipong dan lagu Sunda.
Kendang
Kendang Sunda merupakan alat musik tradisional suku Jawa Barat yang dimainkan dengan cara dipukul.
Kendang Sunda terbuat dari kayu nangka atau kelapa yang dilubangi dan ditutupi dengan kulit sapi atau kerbau.
Kendang Sunda memiliki dua sisi, yaitu sisi bem dan sisi kempyang. Sisi bem merupakan sisi yang lebih besar dan menghasilkan suara yang lebih rendah.
Sisi kempyang merupakan sisi yang lebih kecil dan menghasilkan suara yang lebih tinggi.
- Angklung
Makanan Khas Suku Jawa Barat
Berikut adalah beberapa makanan khas Suku Jawa Barat, yang bahkan sudah terkenal di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
- Karedok
Karedok adalah makanan khas Jawa Barat yang dihidangkan mentah, atau tanpa dimatangkan. Isian dari hidangan ini adalah sayur-mayur mentah, bersama kencur dan bumbu kacang.
Sayuran yang menjadi bahan isian mulai dari tauge, mentimun, kubis, kacang panjang, ubi, terong hijau, dan lain-lain.
Mi kocok
Makanan khas Jawa Barat ini cukup mudah ditemuan di Bandung. Mi kocok adalah sajian mi yang diolah dengan cara unik, yaitu dimasak dengan cara dikocok-kocok.
Mi kuning akan direbus sambill dikocok-kocok dalam wadah berisi kuah kaldu. Sajian ini dilengkapidengan tauge, bakso, kikil, siraman kuah kaldu sapi, dan taburan seledri dan bawang daun.
Tutug oncom
Tutug oncom berasal dari Tasikmalaya, yaitu hidangan nasi yang dimasak bersama oncom atau fermentasi yang terbuat dari kacang kedelai.
Oncom tadi diproses bersama beras yang telah ditumbuk, sehingga berasnya berukuran lebih kecil dan lembut.
Kamu bisa menyantap sajian ini bersama ayam goreng, ikan asin, tempe, tahu, dan sambal.
Sate maranggi
Sate maranggi berasal dari Cianjur dan Purwakarta. Namun, terdapat perbedaan sate maranggi dari kedua daerah tersebut.
Sate maranggi di Purwakarta dihidangkan bersama kecap, sambal tomat, dan acar. Sate maranggi Cianjur disajikan bersama sambal oncom dan ketan bakar atau nasi timbel.
Surabi
Surabi adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan kelapa. Sajian ini dimasak menggunakan tungku dan arang.
Di Bandung, surabi biasanya disajikan dengan topping oncom atau saus gula merah.
- Karedok
Tradisi Suku Jawa Barat
Beberapa tradisi suku Jawa Barat memiliki makna kebersamaan - WonderVerse Indonesia
Berikut ini adalah beberapa tradisi yang masih umum dilakukan oleh suku-suku di Jawa Barat. Mulai dari makan bersama:
Munggahan
Munggahan adalah tradisi masyarakat Sunda untuk menyambut bulan Ramadan sambil berkumpul keluarga, makan bersama, saling bermaaf-maafan, dan membersihkan diri.
Munggahan juga sering diisi dengan kegiatan berziarah ke makam keluarga atau bersedekah. Munggahan merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Sunda hingga saat ini.
Seren taun
Seren taun adalah upacara adat masyarakat Sunda untuk merayakan hasil panen dan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam bahasa Sunda, “seren” berarti ‘menyerahkan’, dan “taun” berarti ‘tahun’. Upacara ini biasanya diikuti seluruh warga desa dan menjadi daya tarik wisatawan.
Botram
Botram adalah tradisi makan bersama masyarakat Suku Sunda. Semua orang yang ikut serta dalam botram akan menikmati berbagai hidangan yang tersebar di atas daun pisang dan di atas tikar.
Menu biasanya termasuk nasi liwet, sambel, ikan asin, tahu, tempe dan lalapan. Botram lebih dari sekadar makan bersama, karena inilah cara memperkuat ikatan sosial suku Jawa Barat.
Tradisi ini akan mendorong banyak orang untuk bertemu dan berkumpul yang masih dilestarikan oleh masyarakat Suku Sunda hingga kini.
Nyaneut
Nyaneut merupakan tradisi minum teh khas Sunda yang biasanya digelar di Garut. Nyaneut merupakan istilah yang berasal dari akronim “Nyai Haneut” atau “Cai Haneut” yang berarti ‘air hangat’.
Tradisi ini juga biasanya digelar untuk menyambut tahun baru Islam dengan menyajikan teh dalam teko bambu dan diminum secara bersama-sama.
Nadran
Nadran adalah upacara adat yang umumnya dilakukan oleh masyarakat di pesisir pantai utara Pulau Jawa di Provinsi Jawa Barat. Upacara ini umum digelar di Indramayu, Cirebon, dan Subang.
Tujuan upacara adat ini adalah memberikan hadiah kepada penguasa laut sambil mensyukuri hasil tangkapan ikan yang berlimpah.
Masyarakat juga berharap hasil tangkapan di tahun mendatang juga berlimpah. Selain itu, mereka juga berdoa agar tidak ada halangan selama mereka melaut.
Upacara ini adalah melarung sesaji di atas perahu yang dihiasi aksesoris warna-warni oleh masyarakat nelayan. Ada juga kepala sapi yang dibungkus kain putih dan dilempar ke laut.
Nenjrag Bumi
Nenjrag Bumi adalah tradisi unik bagi masyarakat Bandung yang bertujuan agar seorang bayi tidak mudah kaget atau ketakutan.
Prosesinya cukup unik, bayi akan diletakkan ddi atas lantai beralas bambu yang terbelah. Bambu itu kemudian akan diinjak 7 kali yang berfungsi sebagai terapi agar bayi tidak mudah kaget.
Harapannya, bayi akan menjadi sosok pemberani dan tidak mudah takut di masa depannya nanti.
Ngrauwat Bumi
Ngaruwat Bumi merupakan tradisi atau upacara adat yang bermakna mengumpulkan atau memelihara. Upacara ini adalah bentuk ungkapan syukur manusia kepada Tuhan dan cara manusia untuk menolak bencana.
Ketika tradisi ini digelar, masyarakat yang terlibat akan melakukan beberapa kegiatan, seperti dadahun, ngadiuken, meuncit munding, sholawatan, ngarak dan nyawer Dewi Sri, hingga gelaran wayang golek.
Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk memberi penghormatan bagi para leluhur yang biasanya dilakukan setiap awal September, bahkan berlangsung selama 2 hari.
Sepitan
Selanjutnya adalah tradisi bernama sepitan atau upacara khitanan yang dikhususkan bagi anak laki-laki. Tradisi ini bertujuan menjaga kebersihan alat vital dari najis.
Di samping itu, khitanan adalah cara untuk memenuhi syarat utama dalam ajaran Islam. Anak laki-laki berusia 6 tahun akan disunat, baik oleh dokter atau paraji sunat.
Saudara, kerabat, hingga tetangga akan datang ke upacara ini sehingga acara berlangsung dengan meriah.
Baca Juga: 15 Makanan Khas Jawa Barat yang Populer karena Kelezatannya
Pakaian Adat Suku Jawa Barat
Ada beberapa pakaian adat suku Jawa Barat dari berbagai wilayah - WonderVerse Indonesia
Beberapa pakaian adat suku Jawa Barat antara lain:
Kebaya Sunda
Kebaya Sunda adalah pakaian adat Jawa Barat yang terbuat dari kain katun, sutra, atau brokat. Kebaya ini biasanya berwarna cerah dan dipadukan dengan kain batik, kain sarung, atau kain kebat.
Kebaya Sunda juga biasanya dikenakan dengan banyak aksesori, seperti giwang, kalung, gelang, dan cincin. Kebaya Sunda merupakan simbol dari kelembutan, kepatuhan, dan harga diri perempuan.
Kebaya Pengantin
Kebaya pengantin Sunda merupakan pakaian adat suku Jawa Barat yang elegan dan mewah. Kebaya ini terinspirasi dari busana putri kerajaan Sunda di masa lampau yang berpadu dengan bawahan kain batik kebat Lereng Eneng Prada.
Pengantin perempuan mengenakan aksesori berupa gelang, cincin, permata, kalung hingga mahkota perhiasan atau siger, yang merupakan simbol kehormatan dan kebijaksanaan seorang perempuan Sunda.
Menak
Menak adalah pakaian adat suku Jawa Barat yang dulunya dikenakan oleh bangsawan dan orang terpandang. Pakaian adat ini berwarna hitam dan dihiasi dengan benang emas. Menak khusus perempuan akan dihiasi dengan beragam aksesori dan merupakan simbol status sosial dan kekayaan.
Beskap
Beskap adalah pakaian adat suku Jawa Barat untuk laki-laki yang terbuat dari kain katun, sutra, atau brokat. Beskap biasanya berwarna gelap dan dipadukan dengan kain batik, kain sarung, atau kain kebat.
Beskap merupakan pakaian resmi yang biasa digunakan untuk acara penting, seperti pernikahan, pertemuan, atau upacara adat Sunda.
Pangsi
Pangsi adalah pakaian adat suku Jawa Barat yang identik dengan masyarakat Sunda. Pakaian adat ini berwarna hitam dari atas hingga bawah, terdiri dari kemeja berkerah tegak, atau salontreng, dan celana panjang longgar.
Pangsi adalah simbol perdamaian dan kesetiaan. Pakaian ini biasa dikenakan oleh masyarakat Jawa Barat yang berprofesi sebagai petani dan buruh.
Bedahan
Pakaian adat Jawa Barat berikutnya adalah bedahan yang dulunya biasa dipakai para saudagar dari Jawa Barat.
Bedahan jauh lebih mewah dengan warna cerah, seperti merah atau putih. Bawahannya menggunakan kain kebat batik dengan motif mewah serta aksesoris beubeur, sandal tarumpah, dan penutup kepala.
Mojang Jajaka
Mojang jajaka adalah pakaian adat suku Jawa Barat yang dikenakan anak muda dalam acara-acara seremonial. Pakaian adat ini terdiri dari kebaya polos untuk perempuan dan jas tertutup atau beskap untuk laki-laki.
Pakaian ini merupakan simbol kebanggaan dan kecintaan anak muda Jawa Barat terhadap budayanya dan menjadi medium untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa Barat kepada masyarakat luas.
Baca Juga: 9 Rumah Adat Jawa Barat yang Memiliki Karakteristik Unik
Itulah berbagai hal mengenai suku Jawa Barat yang perlu kamu ketahui, termasuk tradisi dan ragam elemen lainnya yang menggambarkan keanekaragaman suku tersebut. Simak keanekaragaman lainnya dai berbagai wilayah di Indonesia bersama WonderVerse Indonesia untuk memperluas wawasan kamu.
WonderVerse adalah platform yang menyediakan pengalaman virtual untuk melihat kebudayaan dan keindahan Indonesia. Bersama WonderVerse, kamu bisa menjelajah alam Indonesia dan melihat ragam hewan khas Indonesia, mengenal beragam budaya dan pakaian adat Indonesia, hingga membeli makanan dan souvenir khas Indonesia.
Yuk, rencanakan liburan impian kamu di Indonesia dengan menjelajahi keajaiban alam Indonesia dari universe lain dengan WondeReal Land. Untuk pengalaman yang lebih terasa, kamu bisa memainkannya dengan bantuan 360 VR.
Melalui WondeReal, kamu bisa memesan semua akomodasi mulai dari tiket pesawat, wisata, hingga transportasi lokal harian. Penasaran seperti apa? Yuk, kunjungi WonderVerse Indonesia Indonesia di halaman ini!